Tempat Pembuangan Sampah Itu Kini Jadi Pusat Ilmu
Rabu, 02 November 2011
0
komentar
SPACE IKLAN 1 | SPACE IKLAN 1 |
Dari wisata religi yang terkenal dengan Makam Sunan Ampel hingga wisata birahi yang terkenal dengan Lokalisasi Dolly. Ternyata di kota yang memiliki luas area 330 kilometer persegi, juga terdapat wisata ilmu.
Di sudut kota yang pernah berjuluk “Gerbang Indonesia dari Timur” pada zaman Majapahit itu, terdapat tempat yang mampu mengobati rasa haus akan ilmu.
Tempat tersebut yakni 'Kampoeng Ilmu'. Di tempat ini menjadi tempat kegemaran bagi para pelajar, mahasiswa, maupun warga untuk menimba khasanah ke-ilmuan.
Sebuah lokasi seluas 2.500 meter persegi itu, disulap menjadi laksana oase yang mampu menghilangkan kehausan akan ilmu pengetahuan. Saat penulis mengunjungi tempat ini langsung disambut dangan pintu gerbang selebar 3 meter.
Pintu gerbang itu hanya dibuka mulai pukul 08.00- pukul 02.00 WIB dini hari. Saat kaki melangkahkan masuk ke areal penjualan buku murah tersebut, mata pengunjung akan langsung tertuju pada bangunan pendopo yang berdiri di tengah-tengah kawasan yang berada di Jalan Semarang, Kecamatan Bubutan, Surabaya itu.
Menengok sebelah kanan akan terlihat bangunan tua berlantai 2. Lantai pertama akan terlihat stan yang ditempati untuk menjual berbagai macam buku dengan harga murah. Saat ini di Kampoeng Ilmu ada 28 stan yang masing-masing berukuran sekira 5x7 meter.
Di lantai atas terdapat gedung serbaguna dengan ukuran 5x20 meter. Di lantai ini banyak digunakan untuk bimbingan belajar (Bimbel) bagi anak-anak jalanan, bedah buku, dan seminar pendidikan.
Sedangkan pendopo banyak digunakan sebagai ajang diskusi oleh LSM maupun mahasiswa. Jika haus dan lapar, para pencinta buku dapat menengok ke arah kiri pendopo karena terdapat kantin yang beratap jerami.
Di tengah aktivitas itu, Kampoeng Ilmu ternyata dikenal sebagai tempat penyedia buku murah di Surabaya. Tak hanya Surabaya saja, di daerah seperti Lamongan, Bojonegoro, Gresik, Tuban, dan lain-lain pasti tak asing ketika ingat buku murah pasti teringat tempat ini.
Namun siapa sangka, tempat ini sebelum 2008 adalah pembuangan sampah milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Karena beberapa penjual buku bekas jalan Semarang (sekira 100 meter dari lokasi saat ini), terjadi penggusuran.
Alasannya, beberapa pedagang di tempat itu menjadi biang kemacetan dan merusak pemandangan kota. Pascapenggusuran itu, pedagang yang tergabung dalam SPKLB (Serikat Pedagang Kaki Lima Bubutan) menuntut agar Pemkot Surabaya merelokasi mereka. Alasannya, pedagang buku di Jalan Semarang sangat dibutuhkan bagi warga Surabaya sebagai tempat tersedianya buku murah.
Setelah terjadi pembahasan yang alot antara Serikat dengan Pemkot Surabaya, tepatnya pas 8 April 2008, para pedagang direlokasi ke kawasan itu.
Rupanya pindah ketempat baru ini banyak pedagang yang 'kolaps'. Sebab, buku murah di Jalan Semarang itu sudah terkenal sejak 1970-an. Pindah ke tempat baru ini otomatis perlu penyesuaian dan membangun imej lagi.
"Ssekira dua tahun setelah relokasi, pedang di sini nyaris putus asa, karena pembeli yang datang jarang. Tak sedikit pedagang itu mencari pekerjaan sambilan untuk menyambung hidup," kata Cahyono (30), salah seorang pedagang buku di Kampoeng Ilmu.
Dari awalnya 84 pedagang, kini hanya tersisa hanya 56 pedagang. Untung, tekad untuk hidup juga ditunjukkan oleh para penghuni Kampoeng Ilmu ini.
Secerca harapan pun kembali muncul. Sedikit demi sedikit Kampoeng Ilmu mulai banyak pengunjung. Di perkirakan saat ini ada 400 orang pengunjung per hari.
Cahyono, pedagang yang meneruskan warisan ayahnya dalam berjualan buku murah, mengatakan rata-rata penjualan buku yang laris di Kampoeng Ilmu ini 60 persen buku bekas dan 40 persen buku baru.
Meski buku itu baru, namun dijamin harganya murah dibanding dengan toko buku lainnya. "Kami langsung beli ke penerbit dengan cara cash," jelasnya.
Cici (17) pelajar SMA di Surabaya mengaku, sering mampir ke Kampoeng Ilmu untuk mencari beberapa buku mata pelajaran.
"Buku di sini sangat murah. Meskipun ada yang bekas, tapi yang baru juga ada dan harganya miring jika di banding dengan toko-toko buku di Surabaya," kata gadis berjilbab ini.
Sumber : link
0 komentar:
Posting Komentar