BS-05 – Dual Master Cylinder (New Type)
Kamis, 02 April 2009
0
komentar
Mobil lama biasanya menggunakan master cylinder dengan piston tunggal (single piston) dan tank minyak rem tunggal (single reservoir). Sebenarnya hal ini sangat berbahaya. Jika sebuah kebocoran fluida terjadi, yang biasanya disebabkan oleh pipa retak/pecah, selang pecah, dan seal rusak, maka kehilangan gaya pengereman akan terjadi secara tiba-tiba saat kendaraan kita melaju, tentu dengan keadaan ini sudah kita tebak, kita pasti mengalami kecelakaan, entah nabrak mobil lain atau seekor kambing yang lagi nyebrang. Oleh sebab itu, sekarang mobil modern menggunakan sebuah dual master cylinder untuk meningkatkan keamanan saat di jalan (lihat gambar 9).
Dual master cylinder, atau yang disebut tandem master cylinder, memliki dua piston hidrolik secara terpisah dan dua reservoir minyak rem (lihat gambar 10. Satu piston mengoperasikan dua wheel cylinder secara normal. Sedangkan piston lainnya juga mengoperasikan dua wheel cylinder lainnya. Oleh sebab itu, jika terjadi kebocoran pada salah satu jalur, maka jalur lain masih dapat berfungsi sehingga pengereman tetap dapat dilangsungkan.
Gambar 9. Pada saat ini, pada umumnya mobil menggunakan tipe Dual master cylinder. Hal ini karena dual master cylinder dapat mengantisipasi kebocoran fluida yang mungkin terjadi pada saat pengereman.
Dalam dual master cylinder, rakitan piston bagian belakang (rear piston assembly) disebut piston utama (primary piston), dan rakitan piston depan disebut piston pendukung (secondary piston).
Cara Kerja Dual Master Cylinder
Aksi pistons, cups, dan ports dalam dual master cylinder adalah sama pada sebuah unit dengan tipe single piston (lihat gambar 11). Ketika kedua system dalam keadaan baik (tidak ada kebocoran), maka kedua piston tersebut memproduksi dan menyuplai tekanan ke semua roda pada masing-masing wheel cylinder-nya.
Jika ada tekanan yang hilang dalam bagian utama (primary) dari system pengereman (pada bagian belakang dari master cylinder), piston utama akan meluncur ke depan dan menekan piston pendukung (secondary piston) (lihat gambar 11B). Hal ini akan mendorong psiton pendukung ke depan secara mekanikal, yang kemudian membangkitkan tekanan dalam dua rakitan rem roda (wheel brake assembly).
Ketika sebuah jalur pengereman, wheel cylinder, dan komponen lainnya mengalami kebocoran dalam sirkuit pendukung (secondary circuit), piston pendukung akan meluncur semuanya ke depan dalam cylinder (lihat gambar 11C). Kemudian bagian belakang, piston utama menyediakan tekanan hidrolik untuk dua rakitan rem lainya.
Kegagalan pada kedua system secara bersamaan sangat tidak mungkin terjadi selama pengereman. Hal ini setidaknya dapat meningkatkan standar keamanan berkendaran.